Mengetahui Tentang Kondisi Acute Respiratory Distress Syndrome

ARDS atau yang biasa disebut dengan Acute Respiratory Distress Syndrome merupakan suatu kondisi gangguan pada pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh terjadinya penumpukan cairan di dalam kantung udara yang berada di dalam paru paru. Pada umumnya, gejala yang paling sering terjadi adalah sesak nafas dan kesulitan bernafas. Gangguan ini sering disebabkan penyakit kritis seperti Pneumoria berat. Salah satu yang memicu penyebab pneumonia adalah Virus Corona atau biasa disebut COVID-19. Gangguan ini merupakan suatu kondisi yang dapat memberikan ancaman terhadap kehidupan penderitanya sehingga perlu ditangani dengan cepat dan tepat.

Penyebab Acute Respiratory Distress Syndrome

Pada awalnya, ARDS disebabkan oleh Alveoli yang mengalami kerusakan akibat masuknya cairan dari pembuluh darah yang menunjuk ke dalam paru paru. Alveoli sendiri merupakan sebuah kantong udara yang berfungsi sebagai tempat menyalurkan oksigen ke seluruh bagian tubuh melalui darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.

Ada beberapa kondisi dan penyakit yang dapat memicu penyebab terjadinya ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) sebagai berikut:

  • Mengalami cedera yang berada di kepala atau bagian dada.
  • Mengalami luka pasca bakar.
  • menderita penyakit Pankreatitis.
  • Mengalami tersedak atau hampir tenggelam.
  • Menerima transfusi darah dengan jumlah darah yang banyak.
  • Mengalami infeksi terhadap paru paru.

Faktor risiko terkena ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

Ada beberapa faktor yang dapat memicu meningkatnya risiko terkena ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome, sebagai beriukut:

  • Seseorang yang sudah berusia diatas 65 tahun.
  • Memiliki kebiasaa yang merokok.
  • Menderita kelainan genetik.
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Mengalami Overdosis obat obatan tertentu.
  • Memiliki penyakit paru paru kronis.
  • Memiliki kebiasaan meminum minuman beralkohol.

Gejala ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

Gejala ARDS dapat dibedakan sesuai dengan tergantungnya penyebab terjadi, tingkat parah dan penyakit yang diderita juga. Berikut ini ada beberapa gejala yang timbul pada seseorang yang menderita ARDS, antara lain:

  • Mengalami sesak nafas dan mengambil nafas yang cepat.
  • Memiliki tekanan darah rendah.
  • Merasakan nyeri pada dada.
  • Mengalami denyut jantung yang meningkat.
  • Mengalami sakit kepala, batuk dan deman.

Pencegahan ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadnya ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome), antara lain:

  • Menghindari mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan menjauhi asap rokok.
  • Selalu mengecek kesehatan paru paru kepada dokter spesialis.

Penyakit Hipermagnesemia, Mengetahui Tentang Penyakit Hipermagnesemia

Penyakit Hipermagnesemia merupakan suatu kondisi penyakit yang ketika kadar magnesium pada darah yang terlalu tinggi. Keadaan kondisi ini termasuk ke dalam golongan penyakit yang jarang dialami seseorang namun dapat berdampak serius bagi kesehatan. Pada umumnya, kadar magnesium pada darah orang dewasa sebanyak 1.7-2.3 mg/dl. Sekitar 97% magnesium yang ada pada tubuh diserap kedalam tubuh sedangkan sisa 3% dikeluarkan dalam tubuh melalui urine. Seseorang yang memiliki kadar magnesium lebih dari 2.3 mg/dL akan dianggap mengalami penyakit Hipermagnesemia.

Penyebab dan Faktor memicu terjadinya risiko Hipermagnesemia

Penyebab Hipermagnesia pada umumnya terjadi karena organ ginjal tidak dapat berfungsi dengan normal dalam mengkeluarkan magnesium  yang berlebihan pada darah.  Jika seseorang yang mengidap gangguan pada ginjal mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat berisiko meningkatkan terjadinya penyakit Hipermagnesemia. Selain gangguan ginjal, ada juga beberapa penyebab dan faktor yang memicu meningkatnya risiko penyakit Hipermagnesemia, antara lain:

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang terdapat kandungan magnesium yang tinggi secara berlebihan.
  • Sering menjalani terapi litium.
  • Mengalami kerusakan jaringan sel dalam tubuh akibat mengalami luka bakar.
  • Mengidap penyakit jantung.
  • Memiliki masalah gangguan percernaan.
  • Mengalami depresi.
  • Memiliki kadar kalsium yang tinggi dalam darah.
  • Mengidap penyakit Addison.
  • Mengidap penyakit Hipotirodisme.

Gejala yang muncul akibat penyakit Hipermagnesemia

Jika kadar magnesium dalam tubuh mengalami sedikit diatas batas normal, Hipermagnesemia masih belum terlalu sering menimbulkan gejala yang tidak terlalu terasa. Namun, Jika sudah meningkat yang cukup tinggi kadar magnesium sudah dapat menimbulkan gejala yang sudah berdampak untuk kesehatan.

Ada beberapa gejala yang ditimbulkan setelah kadar magnesium sudah cukup tinggi, antara lain:

  • Mengalami sakit kepala.
  • tekanan darah rendah.
  • gangguan pada detak jantung.
  • gangguan pada pernapasan.
  • Sering mengalami pusing.
  • Mengalami diare.

Cara mencegah penyakit Hipermagnesemie

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko penyakit hipermagnesemia yaitu dengan menjaga kesehatan ginjal.  Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal, antara lain:

  • Sering mengonsumsi air putih dengan 8 gelas per hari.
  • Tidak merokok.
  • Melakukan olahraga secara rutin.
  • Menghindari makanan yang mengandung magnesium yang tinggi.
  • Mengonsumsi suplemen atau obat yang sudah sesuai ajuran dari dokter.