Cara Mengembangkan Bakat Tanpa Eksploitasi Anak


Selain pendidikan formal, orang tua menginginkan kesempatan untuk memberikan bimbingan belajar tambahan sesuai dengan minat anaknya. Selama tutorial ini diikuti dengan antusias dan tidak dipaksakan, seharusnya tidak ada masalah dengan eksploitasi anak. Namun, jika ada motif tersembunyi, anak menjadi alat, artinya ia telah melampaui akal.

Namun, pembinaan ekstra bisa menjadi awal dari eksploitasi anak jika ada paksaan. Misalnya, orang tua yang terobsesi untuk membantu anak-anak mereka menjadi pianis cilik mengharuskan anak-anak mereka mengikuti les piano tiga kali seminggu.

Bagaimana mengembangkan bakat tanpa mengeksploitasi anak?

Ada kasus eksploitasi anak yang benar-benar terlihat, ada pula yang terjadi tanpa disadari. Eksploitasi anak pada hakekatnya adalah segala kegiatan yang memberikan hak kepada anak untuk bersekolah. Selain itu, eksploitasi terhadap anak juga berbahaya secara mental, fisik, sosial dan moral bagi mereka. Bentuk eksploitasi anak yang paling nyata adalah membuat mereka bekerja. Fenomena ini terjadi di banyak negara di dunia.

Sementara eksploitasi anak dapat terjadi tanpa disadari, sudah sepatutnya hak anak dimanfaatkan secara berlebihan untuk kegiatan lain, termasuk pendidikan tambahan. Beberapa cara mengembangkan bakat tanpa eksploitasi anak antara lain:

Perkenalkan aktivitas yang berbeda

Menurut teori kecerdasan majemuk, anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Juga minat dan minat mereka. Adalah tugas orang tua untuk memperkenalkan sebanyak mungkin kegiatan yang berbeda sehingga anak menunjukkan minat alami dalam kegiatan atau bidang tertentu.

Memberikan PerhatiAn penuh

Idealnya, ketika seorang anak tumbuh dewasa, orang tua harus menjadi teman terbaik mereka. Dengarkan apa yang dikatakan anak Anda tentang minatnya pada sesuatu. Hal yang sama berlaku untuk hal-hal yang tidak mereka sukai. Ajaklah anak untuk berkomunikasi tentang alasan mengapa mereka menyukai dan tidak menyukai hal-hal tertentu.

Jadwal les tambahan yang masuk akal

Jika anak-anak hanya berencana untuk mengambil kelas tambahan, mereka menikmati 1-2 kali seminggu, yang masih normal. Namun, ketika anak-anak dipenuhi dengan bimbingan ekstra setiap hari, mereka menjadi kewalahan baik secara fisik maupun mental.

Orang tua adalah pihak terdekat yang bisa mendengarkan apa yang disukai dan tidak disukai anak. Gunakan jenis komunikasi ini sebagai platform untuk mendengarkan dan menjembatani bakat mereka, untuk menghindari risiko eksploitasi anak.